RADAR24.CO.ID,Lampung  — Gelaran Konser Dangdut di Kabupaten Tanggamus dengan menghadirkan Artis Inul Daratista tuai protes dari sejumlah kalangan.

Acara Konser dangdut tersebut bertemakan Sosialisasi Program Literasi Digital, yang digagas Dinas Komunikasi Dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Tanggamus, bertempat di Lapangan Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Sabtu malam (1/06/2024).

Dengan kondisi saat ini yang diakui Pemkab Tanggamus mengalami Defisit dan tengah berhemat guna membayar sejumlah hutang kepada Pihak Ketiga, belum lagi target PAD tidak tercapai, Tunjangan kinerja dipangkas 30 Persen, serta Musibah Tanah longsor dan Banjir yang baru saja terjadi di beberapa Kecamatan, maka tentu butuh anggaran yang tidak sedikit guna memperbaiki keadaan. Wajar bila sejumlah pihak banyak yang mengkritisi kegiatan tersebut.

Salah satunya Masri, warga masyarakat yang berasal dari kecamatan Talang Padang, Ia sangat menyayangkan dengan sikap Pemerintah Daerah Tanggamus, yang dinilai terlalu jorjoran dalam menggunakan dana.

“Bayangkan saja mas, ngundang artis ibukota seperti Inul Daratista hanya untuk sebuah lounching Program Digital, berapa itu biayanya, sangat tidak efisien, terlalu berlebihan,” ucapnya.

Ia menambahkan, seharusnya Pemerintah Daerah Tanggamus pada saat ini lebih arif dan bijaksana serta mengerti tentang suasana  hati yang dirasakan oleh Masyarakat Tanggamus.

“Masyarakat saat ini sedang mengalami kesusahan karena tertimpa musibah banjir dan tanah longsor, maka ada baiknya Pemda Tanggamus bisa menjaga perasaan mereka, jangan malah bikin konser dangdut dan bereuforia,” katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Odo Kuswantoro selaku Ketua Lembaga Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Tanggamus, Ia menyampaikan, bahwa lebih baik dana tersebut digunakan untuk membantu para korban yang terkena musibah banjir dan longsor daripada untuk acara konser dangdut seperti itu.

“Seharusnya daripada mengadakan konser dangdut yang menghabiskan dana besar, lebih baik anggarannya digunakan untuk membantu bagi saudara-saudara kita yang terkena musibah,” jelasnya.

Masih dalam penuturannya, ia juga mengungkapkan, pemerintah daerah Tanggamus saat ini sedang mengalami defisit anggaran, banyak tanggungan hutang dengan pihak ketiga, akibat beban dana proyek dan lainnya yang belum dibayarkan.

Bahkan untuk mengantisipasi beban defisit anggaran yang terus berlarut-larut, pemerintah kabupaten Tanggamus telah melakukan pemotongan tunjangan kinerja (tukin) 30 persen, untuk para pegawai. Belum lagi targer PAD yang juga belum tercapai.

“Jadi menurut saya tidak masuk akal dan kurang pantas, disaat Pegawai diminta berhemat untuk menanggulangi defisit anggaran, bahkan harus mengorbankan Tunjangan kinerja (Tukin) tapi justru Pemda melalui Diskominfo sendiri melakukan hal sebaliknya, padahal bayak hal yang lebih positif bisa dilakukan guna mensosialisasikan Program Literasi Digital tersebut, bukan hanya lewat Konser, belum tentu pula mereka yang hadir dikonser itu untuk menyimak bahasan Literasi Digital. Tapi justru penasaran dengan sosok Ratu Ngebor secara langsung.” kata Odo.